Ayah bajingan dan anak perempuan yang berbakti. - - Selama liburan musim panas saat aku kelas enam di sekolah dasar, ibuku menghilang. - - Hidup menjadi kasar, seperti bergulir menuruni bukit. - - Saat aku masuk SMP, ayahku menyuruhku menjual celana dalamku kepada pria yang tidak kukenal. - - Aku menjual ludahku, aku menjual kencingku, aku menjual diriku sendiri. - - "Aku kira pemula bernilai uang. Aku ingin tahu apakah selaput daramu akan tumbuh kembali (lol)" Ayahku tertawa sambil memegang sekaleng bir. - - Sejak saat itu, aku dibuat gila setiap minggunya. - - Para tamu yang dibawakan ayahku sepertinya menganggapku sebagai mainan atau semacamnya, sehingga membuatku terluka dan membuatku merasa kotor. - - Ayah saya mengambil uang yang saya terima, dan jika saya memberontak, dia akan memukuli saya. - - Mengapa ibuku meninggalkanku? - - Aku bertanya-tanya mengapa tidak ada yang mau membantuku. - - Aku ingin tahu apakah tidak apa-apa jika aku mati. - – Saat aku memikirkan hal ini, lelaki tua itu membelikanku sesuatu. - - Orang tua itu adalah orang mesum yang ingin meminum air kencingku, tapi dia tidak melakukan apa pun yang menyakitkan atau kejam dan mengatakan kepadaku bahwa dia mencintaiku. - - Dia membelaiku dan bilang itu lucu. - - Aku tahu itu semua bohong. - – Tetap saja, aku ingin berpegang teguh pada kata-kata itu dan merayu lelaki tua itu. - - ``Jika kamu membelikannya untukku setiap minggu, aku akan memberikannya kepadamu mentah-mentah.'' Aku lapar akan cinta yang tidak diberikan kepadaku. - - Sebuah cerita tentang seorang gadis menyedihkan yang mencari keselamatan dari bajingan.