Bosku, Nona Hiraoka, baik hati seperti seorang kakak perempuan dan tegas seperti seorang ibu, membimbingku. - - Aku sempat naksir Pak Hiraoka. - - Suatu hari, Hiraoka-san dan aku memutuskan untuk melakukan perjalanan bisnis ke daerah setempat. - - Pertemuan bisnis berjalan lancar, dan yang tersisa hanyalah pulang, tetapi kereta tidak berjalan, jadi kami tidak punya pilihan selain mencari tempat tinggal. - - Saat kami akhirnya menemukan penginapan, hanya ada satu kamar yang tersedia, jadi kami akhirnya berbagi kamar. - - Saya berbicara dengan Tuan Hiraoka saat makan malam disiapkan di penginapan. - - Karena alkohol terlibat, saya mengakui perasaan saya kepada Tuan Hiraoka dengan niat untuk menghancurkan segalanya. - - Dia terlihat sangat gelisah, tapi aku memeluknya dan menciumnya, dan kami terikat. - - Setelah keluar dari kamar mandi, Rieko yang mengenakan yukata menawariku minuman. - - Saat aku hendak tidur, Rieko-san menatapku dengan mata basah. - - Dia merangkak ke bawah kasurku dan mulai mempermainkanku, dan kami saling berhadapan lagi. - - Keesokan paginya, aku terbangun karena ciuman Rieko. - - Aku memeluk Rieko dengan perasaan senang, menyadari bahwa kejadian kemarin bukanlah mimpi...